Pada tgl 10 Oktober 2019 lalu, Aktivaku bekerjasama dengan Arkana Finance dan KPR Academy mengadakan workshop bersama dengan tema Investasi Milenial Menuju Rumah Impian. Bagi kebanyakan orang, rumah adalah salah satu tujuan keuangan yang menempati list teratas. Namun pada kenyataannya, memilliki rumah tidak semudah itu juga. Selain karena biaya yang mahal, ada beberapa regulasi yang membuat seseorang pekerja lepas memiliki kendala dalam mengajukan KPR.
Menjawab keresahan itu, Aktivaku sebagai fitur peer to peer lending berbasis properti, bekerja sama dengan Arkana Finance dan KPR Academy, memberikan solusi bagi Milenial yang ingin mengembangkan dana menuju rumah impian.
Jadi apa sajakah yang harus kita lakukan, agar kita bisa memiliki rumah impian.
1. Ketahui dan pahami apa saja yang kita butuhkan dalam memenuhi kebutuhan kepemilikan rumah
Workshop dibuka dengan pemaparan Genaziz Wikanta selalu CEO Arkana Finance, yang menjelaskan tentang berapa sebenarnya besaran dana yang dibutuhkan untuk memiliki rumah. Tidak hanya menghitung downpayment atau uang muka, namun ada biaya-biaya tambahan yang juga butuh kita persiapkan dalam rencana kepemilikan rumah.
Beberapa ilustrasi kasus juga dipaparkan sehingga peserta bisa dengan mudah membayangkan situasi keuangan yang mungkin bagi dirinya untuk memiliki rumah.
“Jadi tidak hanya uang muka, kita juga harus mengetahui berapa kesanggupan yang kita memiliki untuk bisa membayar rumah tersebut. Pastikan dahulu kalau kita memiliki keuangan yang sehat, dan sudah memiliki dana darurat yang mencukupi sebelum memiliki rumah. Karena kalau masih memiliki utang, maka akan sulit bagi pihak bank untuk menyetujui KPR yang kita ajukan,” ujar Genaziz dalam penjelasannya.
2. Berapa besar kemampuan membayar yang sebenarnya kita miliki
Lebih lanjut, founder dan CEO Arkana Finance ini juga menjelaskan tentang pentingnya mengembangkan dana yang tepat dalam memenuhi kebutuhan kepemilikan rumah ini, agar jangan sampai pada suatu saat nanti di masa mendatang kita malah tidak memiliki kemampuan membayar cicilan. Sehingga rumah yang kita miliki malah harus disita oleh bank atau terpaksa dijual karena tidak mampu membayar.
“Padahal ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal itu, misalnya dengan investasi yang tepat untuk persiapan pembayaran. Namun sebelumnya memang kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana kondisi keuangan seseorang agar semua ini dapat direncanakan dengan baik,” imbuhnya lagi.
3. Alternatif lain, manfaatkan peer to peer lending
Salah satu pemaparan yang sanggat menarik datang dari Tofan Saban, financial advisor yang juga COO dan Co-founder Aktivaku.
“Banyak masyarakat yang ingin mendapatkan pinjaman mudah dengan memanfaatkan fintech, namun mereka tidak benar-benar paham apa saja yang menjadi resikonya, sehingga malah terjebak dalam fintech yang tidak terdaftar pada OJK, dan malah terlibat utang yang lebih besar,” ujarnya sambil menjelaskan secara rinci mengenai fintech dan peer to peer lending.
Selain pemahaman resiko, ada baiknya juga kita jeli sebelum memilih fintech yang hendak kita jadikan partner. Jangan sampai juga nasabah malah terjebak dengan fintech yang tidak terdaftar dan tidak tercatat di OJK.
Keberadaan Aktivaku adalah untuk menjembatani antara nasabah dengan pemberi pinjaman, apabila terkendala aturan dari perbankan yang dirasa menyulitkan. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan bersama si Aktivaku agar nasabah yang tidak memiliki slip gaji tetap bisa dibantu melalui beberapa produk pilhannya mulai dari Mortgage, Take Over Financing, Payable Financing dan Receivables financing, membuat kepemilikan rumah menjadi sangat mungkin bagi milenial.
4. Tidak punya slip gaji? Kamu tetap bisa punya rumah dengan Aktivaku.
Dalam penjelasannya lebih lanjut, Tofan menyatakan bahwa Aktivaku hadir untuk menjembatani nasabah yang tidak memiliki pendapatan tetap dan pengajuan KPR-nya selalu ditolak, padahal kemampuan bayar itu ada.
“Entrepreneur atau pekerja lepas, bukan berarti mereka tidak memiliki penghasilan. Kadang malah penghasilan yang dimiliki sangat besar, kemampuan bayar itu ada, tapi terkendala regulasi, yaitu slip gaji. Ada beberapa skenario yang bisa Aktivaku tawarkan di sini, misal dengan melalui Aktivaku, kemampuan bayar nasabah yang tercermin dalam rutinitasnya membayar cicilan tanpa terlambat apabila bisa dilakukan selama 2 tahun, bisa kita jadikan referensi sebagai pernyataan kalau seseorang itu mampu membayar. Dan dengan kerjasama Aktivaku di beberapa bank, referensi tersebut kemudian akan dijadikan bukti kuat sehingga nasabah bisa memindahkan dananya ke bank melalui KPR di bank tersebut,” jelasnya lagi.
5. Pahami apa saja faktor – faktor terpenting dalam memilih KPR
Pemahaman mengenai apa itu bunga floating, dan perbedaannya dengan bunga yang fix, besaran pinjaman, dan bagaimana pemilihan jangka waktu yang pendek atau panjang dalam mengajukan KPR akan mempengaruhi kita, dijelaskan secara detail oleh Bapak Oktavianus Pujianto, CEO dan Co-founder dari KPR Academy.
“Seringkali seseorang ditolak kpr-nya bukan karena ketidakmampuannya dalam membayar. Namun karena pemahamannya yang kurang. Banyak nasabah yang akhirnya tidak mampu membayar cicilan, karena salah pemahaman dan terjebak bunga floating. Akibatnya bukan rumah yang dimiliki, malah utang yang tidak terbayar yang berujung pada rumah hilang, uang juga hilang. Kita tidak mau hal itu terjadi,” demikian salah satu penjabarannya.
6. Beberapa penawaran terbaik bisa didapatkan dari bank, asal tahu caranya
“Different bank, different appetite,” setiap bank akan memiliki regulasi dan kepentingan yang berbeda, sehingga apabila Anda ditolak di satu bank, bukan berarti Anda akan ditolak di bank lain. Bahkan ada beberapa penawaran terbaik yang bisa kita dapatkan, berbeda dari satu bank ke bank lain.
Bapak Oktavianus Pujianto selaku CEO dan founder dari KPR Academy menegaskan betapa pentingnya juga bagi kita untuk mengetahui tidak hanya mengenai mengembangkan dana dan kemampuan bayar, tapi bagaimana memiliki hubungan yang baik dengan perbankan, agar pengajuan KPR kita tidak ditolak.
Sebagai Milenial yang sadar akan pentingnya mengembangkan dana, kepemilikan rumah tentu menjadi salah satu tujuan keuangan utama. Selain untuk tempat tinggal, rumah juga bisa kita jadikan aset, atau mengembangkan dana panjang yang sangat menguntungkan. Selain menjadi kebutuhan, rumah juga bisa menjadi legacy atau warisan yang nantinya bisa kita tinggalkan. Lagipula, kalau kita menghabiskan uang kita hanya dengan mengontrak rumah terus menerus, akan ada masanya di mana kita nantinya sudah tidak memiliki penghasilan, dan mengontrak rumah bukan pilihan. Sementara harga rumah akan terus meningkat, dan mungkin malah cicilannya bisa seharga sama dengan biaya mengontrak, bukankah lebih baik memiliki rumah sendiri daripada tidak memiliki aset sama sekali?
Memang tidak mudah, oleh sebab itu rencanakanlah dengan baik mengembangkan dana anda menuju rumah impian dengan Aktivaku, Arkana finance dan KPR Academy. Karena Anda tidak akan pernah tahu, mengembangkan dana yang Anda lakukan sekarang, akan bermanfaat dan bisa membantu siapa di masa mendatang.